TUGAS KOMPUTER ADMINISTRASI MODERN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BIDANG KELAUTAN

Kelautan
Penelitian
tentang laut telah mengalami cukup peningkatan, namun eksplorasi
penelitian tersebut diperkirakan baru mencapai sekitar 5 persen laut
dunia. Diperkirakan antara satu sampai 50 juta spesies biota laut dunia
hingga kini belum teridentifikasi. Oleh karena itu, Indonesia masih
belum optimal memanfaatkan kekayaan laut. Sedangkan kita dalam
mendayagunakan sumber daya kelautan belum efisien atau sering kali
pemanfaatan sumber daya tersebut bersifat merusak kelestarian
lingkungan, sehingga nampak tanda-tanda kerusakan lingkungan muncul di
berbagai kawasan laut dunia. Meskipun kerusakan belum separah yang
terjadi di daratan, namun gejala pencemaran (pollution), intensitas
penangkapan ikan melebihi kemampuan daya pulih (overfishing), dan
degradasi fisik habitat utama laut pesisir (seperti terumbu karang,
hutan mangrove) di beberapa kawasan laut dunia telah mencapai tingkat
yang dapat mengancam kapasitas keberlanjutan ekosistem laut guna
mendukung kehidupan manusia. Wilayah laut menjadi sangat penting bagi
Indonesia, sehingga GBHN (Garis Besar Haluan Negara) Tahun 1993
mencantumkan masalah kelautan, dan kemudian Pemerintah Indonesia
mendirikan Departemen Kelautan dan Perikanan. Undang-undang No. 22 dan
No. 25 Tahun 1999 mencantumkan kelautan sebagai bagian dari otonomi
daerah. Pencantuman masalah kelautan dalam GBHN tersebut, Pemerintah
mulai memperhatikan pembangunan kelautan untuk menunjang kesejahteraan
rakyat dengan beberapa alasan, antara lain :
Keanekaragaman hayati, pelestarian hayati, pusat pertumbuhan ekonomi, devisa negara, lapangan kerja, industri perikanan.
Perangkat peraturan perundang-undangan mengenai hukum laut terkait dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya di wilayah perairan Republik Indonesia telah cukup sebagai pedoman arah kegiatan pemanfaatan untuk tercapainya tujuan nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari pengaturan yang telah ada, di antaranya:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati di Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI);
Keanekaragaman hayati, pelestarian hayati, pusat pertumbuhan ekonomi, devisa negara, lapangan kerja, industri perikanan.
Perangkat peraturan perundang-undangan mengenai hukum laut terkait dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya di wilayah perairan Republik Indonesia telah cukup sebagai pedoman arah kegiatan pemanfaatan untuk tercapainya tujuan nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari pengaturan yang telah ada, di antaranya:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati di Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI);
Keanekaragaman Hayati Laut
Pengertian
kelautan mengacu pada konsep batas daratan dan laut. Konsep kelautan
telah ada aturan-aturan yang ditetapkan secara undang-undang untuk
dikelola secara lestari guna menjaga ekosistem yang berkelanjutan.
Dengan demikian pemahaman kelautan adalah suatu aktivitas untuk membantu
perencanaan, pengambilan keputusan, pengawasan, dan keperluan lain pada
batas ruang lingkup wilayah kelautan mulai daratan (rata-rata pasang
surut) sampai ke laut lepas sesuai klaim negara. Otonomi daerah adalah
kebijakan pemerintah Indonesia dalam melakukan aktivitas penyelenggaraan
negara, di mana hal itu merupakan manifestasi dari konsep
desentralisasi pemerintahan. Dampak pengelolaan kelautan perlu
memperhatikan kelestarian keanekaragaman hayati, sehingga pengelolaan
tersebut merupakan pembangunan yang berkelanjutan dalam bidang kelautan.
Deskripsi Proses Spasial dan Model Data
Permukaan
bumi dapat dianggap sebagai suatu kontinum spasial temporer dengan pola
ruang yang selalu berubah atau berbeda-beda dalam perkembangannya
karena waktu yang terus berjalan. Perubahan tersebut dapat meliputi pada
perkembangan penutupan vegetasi, proses geologi, proses demografi,
perkembangan tata guna lahan dan sebagainya. Hal ini merupakan hasil
tekanan interaksi yang disebabkan dan dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal, dan akan menuju suatu pola spasial karakteristik wilayah
di mana akan berubah karena waktu. Dalam proses perubahan dapat
dikelompokkan menjadi dua kelas utama, yaitu:
Kelas pertama merujuk pada proses dengan suatu karakteristik lapangan misalnya kekuatan tekanan interaksi merupakan suatu fungsi posisi dan pola hasil yang dapat juga diungkapkan dalam istilah posisi tergantung nilai lapangan.
Kelas kedua bahwa proses didasarkan pada tingkah laku objek (interaksi spasial), pola hasil seperti suatu proses dapat diungkapkan oleh distribusi spasial dan keadaan objek.
Dalam masyarakat SIG penyajian perangkat lunak (software) SIG menekankan pengguna untuk menyajikan kembali ruang geografi dalam bentuk elemen spasial diskrit seperti poligon, segmen garis dan atau sel raster dan lain-lain.
Kelas pertama merujuk pada proses dengan suatu karakteristik lapangan misalnya kekuatan tekanan interaksi merupakan suatu fungsi posisi dan pola hasil yang dapat juga diungkapkan dalam istilah posisi tergantung nilai lapangan.
Kelas kedua bahwa proses didasarkan pada tingkah laku objek (interaksi spasial), pola hasil seperti suatu proses dapat diungkapkan oleh distribusi spasial dan keadaan objek.
Dalam masyarakat SIG penyajian perangkat lunak (software) SIG menekankan pengguna untuk menyajikan kembali ruang geografi dalam bentuk elemen spasial diskrit seperti poligon, segmen garis dan atau sel raster dan lain-lain.
Perkembangan Perangkat Sistem Informasi Geografi (SIG)
Pengetahuan
mengenai SIG (Sistem Informasi Geografi) merupakan suatu sistem yang
mengorganisir perangkat keras, perangkat lunak dan data untuk
mendayagunakan sistem penyimpanan, pendinian, manipulasi, analisis dan
penyajian hasil seluruh bentuk informasi yang berkaitan dengan aspek
keruangan. Ciri-ciri data spasial adalah: 1) Memiliki geometri properti
seperti koordinat dan lokasi; 2) Terkait dengan aspek ruang seperti
kota, kawasan, pembangunan; 3) Berhubungan dengan semua fenomena yang
terdapat di bumi, misalnya data, kejadian, gejala atau objek; 4) Dipakai
untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis pemantauan ataupun
pengolahan. Dengan bantuan teknologi inderaja dapat diperoleh informasi
masalah kelautan yang dapat mendukung data tematik maupun geometri, di
mana merupakan bagian dari sistem informasi geografis. Hal ini
diharapkan membantu nelayan dalam rangka efisiensi operasi penangkapan
ikan, begitu juga perbedaan karakteristik massa air laut terutama
gelombang arus laut dapat dihindari kecelakaan kapal laut dalam
pelayarannya.
Teknologi Pengelolaan Arsip
Pengolahan
informasi menjadi arsip merupakan faktor penting dalam penyusunan
sebuah sistem informasi kearsipan. Tidak efisiennya sistem manual
disebabkan metode ini melakukan pekerjaan pengelolaan arsip, sejak arsip
diciptakan, dikelompokkan sesuai subjeknya, disimpan dan ketika
diperlukan dilakukan penelusuran secara manual. Munculnya teknologi
komputer mempercepat dan mempermudah pekerjaan pengelolaan arsip,
sehingga arsip mudah ditemukan kembali jika diperlukan dan waktu yang
diperlukan untuk temu kembali juga lebih cepat. Istilah sistem merupakan
istilah yang didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari elemen-elemen
yang berhubungan dikombinasikan untuk mencapai suatu objek atau tujuan
yang direncanakan. Pendekatan prosedur didefinisikan sebagai kumpulan
dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Kehadiran
teknologi komputer sangat membantu dalam pengelolaan informasi atau
data. Manager arsip harus dapat merealisasikan bagaimana masing-masing
unit dalam organisasi bekerja sama. Sejak hadirnya teknologi komputer
maka pekerjaan mulai pengelolaan arsip mulai penciptaan,
pengolahan,penyimpanan, penelusuran dan penyebaran informasi ke semua
fungsi dalam suatu perusahaan lebih cepat dilakukan. Sebuah sistem yang
besar memiliki sub-subsistem Contoh sebuah sistem informasi kearsipan
subsistemnya adalah penciptaan arsip, penyebaran arsip, pemanfaatan
arsip, pemeliharaan arsip. Suatu sistem arsip terautomasi adalah suatu
sistem informasi dimana semua atau kebanyakan fungsi arsip dikendalikan
(dikontrol) oleh komputer atau peralatan lain yang tersambungkan/
terkoneksi dengan komputer.
Automasi Kantor dan Sistem Pengelolaan Arsip
Teknologi
pada saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini sangat berkaitan dengan
informasi maupun komunikasi. Dampak dari aktivitas organisasi yang
menggunakan ICT begitu cepat aliran datanya, dengan demikian perlu
adanya pengelolaan arsip sesuai perkembangan tersebut yaitu arsip
digital sebagai solusinya. Meskipun pada kenyataannya sekarang arsip
berupa kertas masih banyak dimanfaatkan oleh beberapa lembaga arsip.
Tingkat risiko arsip digital cukup tinggi dari pada arsip manual
(kertas), maka perlu penjagaan keamanan maupun keselamatan arsip
digital.
Software CDS/ISIS Versi Windows
Software
CDS/ISIS merupakan program gratis dari UNESCO dan dapat di download
dari www.unesco.org. Program tersebut bisa dipergunakan untuk mengelola
arsip khususnya arsip kelautan dengan membuat basis data sesuai
kebutuhan. Sedangkan Software DAS merupakan program jadi yang
dikembangkan dari Visual Basic dengan mengandalkan data dari Microsoft
Office Access. Kedua software tersebut dapat dipergunakan untuk
mengelola metadata maupun ditambahkan dengan berkas digitalnya. Berkas
digital tentu harus didukung dengan program untuk membuka berkas
tersebut, misalnya Adobe Acrobat.
Pengelolaan Arsip dengan Software Berbasis Open Source
Setiap
organisasi selalu menghasilkan arsip di setiap transaksi kegiatan.
Bukti transaksi inilah yang perlu disimpan dipelihara karena setiap
hasil transaksi perlu dikelola yaitu mulai dari pengumpulan, pengolahan
dan penyimpanannya. Pengertian arsip sendiri adalah informasi terekam,
dalam berbagai bentuk, termasuk data dalam sistem komputer, diciptakan
atau diterima dan dipelihara oleh organisasi atau perorangan dalam suatu
transaksi sebagai bukti aktivitas.
Teknologi informasi berkembang demikian pesat, baik dari sisi perangkat keras (kecepatan processor, memory) kapasitas media penyimpanan maupun dari perangkat lunak atau aplikasi. Salah satu kecenderungan pemanfaatan teknologi adalah pengelolaan data dalam jumlah besar yang teraplikasi pada pusat data atau data center.
Software open source merupakan software hasil modifikasi, Open Source Software (OSS) adalah software berbasis web. Software ini dapat difungsikan untuk memenuhi kebutuhan automasi kearsipan (archieves automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih bisa terus aktif dikembangkan, OSS sangat cocok digunakan bagi pengelola arsip yang memiliki dokumen di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Internet.
Dengan melakukan survei kebutuhan informasi pengguna maka fitur-fitur yang terdapat pada software open source dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem informasi kearsipan. Fitur kearsipan yang berbasis open source antara lain:
1) Pencarian Arsip dengan pembuatan thumbnail yang di-generate on-the-fiy. Thumbnail berguna untuk menampilkan fisik arsip. Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced Search)
2) Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup Language) untuk kebutuhan web service.
3) Manajemen data arsip yang efisien meminimalisasi redundansi data.
4) Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General Material Designation), Jenis arsip, Pencipta arsip, tanggal/th. dikeluarkannya arsip, lokasi penyimpanan, dan lain-lain.
Teknologi informasi berkembang demikian pesat, baik dari sisi perangkat keras (kecepatan processor, memory) kapasitas media penyimpanan maupun dari perangkat lunak atau aplikasi. Salah satu kecenderungan pemanfaatan teknologi adalah pengelolaan data dalam jumlah besar yang teraplikasi pada pusat data atau data center.
Software open source merupakan software hasil modifikasi, Open Source Software (OSS) adalah software berbasis web. Software ini dapat difungsikan untuk memenuhi kebutuhan automasi kearsipan (archieves automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih bisa terus aktif dikembangkan, OSS sangat cocok digunakan bagi pengelola arsip yang memiliki dokumen di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Internet.
Dengan melakukan survei kebutuhan informasi pengguna maka fitur-fitur yang terdapat pada software open source dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem informasi kearsipan. Fitur kearsipan yang berbasis open source antara lain:
1) Pencarian Arsip dengan pembuatan thumbnail yang di-generate on-the-fiy. Thumbnail berguna untuk menampilkan fisik arsip. Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced Search)
2) Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup Language) untuk kebutuhan web service.
3) Manajemen data arsip yang efisien meminimalisasi redundansi data.
4) Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General Material Designation), Jenis arsip, Pencipta arsip, tanggal/th. dikeluarkannya arsip, lokasi penyimpanan, dan lain-lain.
DIGITAL GOVERNMENT SERVICES BIDANG KELAUTAN
Pesatnya
perkembangan teknologi informasi telah memberikan stimulan yang sangat
efektif untuk membangkitkan inovasi-inovasi layanan dan bisnis disegala
bidang dan secara bersamaan juga mendorong begitu cepatnya teknologi
telekomunikasi dan informatika dalam rangka memberikan performansi
operasional dan kualitas informasi yang lebih baik.
Dari
kondisi tersebut maka ada dua sisi aktifitas organisasi yang secara
paralel berkembang yaitu akses sistem dan sistem informasinya.
E-government
merupakan salah satu pilar dalam teknologi informasi yang menjadi
pondasi sistem dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efisien dan
transparan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan yang
optimal kepada masyarakat. Sebagai public services pemerintah
dituntut dapat menciptakan iklim yang kondusif, pelayanan yang cepat dan
akurat, berorientasi pada kepuasan masyarakat, sehingga dapat dirasakan
manfaat yang maksimal dari implikasi penerapan e-government.
Jogja Cyber Province merupakan blue print yang menjadi acuan pengembangan e-government di Daerah Istimewa Yogyakarta yang melakukan transformasi layanan yang berorientasi pelanggan (masyarakat) dengan berbasis pada bisnis proses, informasi, dan pengetahuan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai akselerator pembangunan wilayah propinsi yang berdaya saing, nyaman, mandiri, efisien, dan efektif. Layanan yang berbasis pada Teknologi Informasi ini oleh Pemerintah Provinsi DIY dikemas dalam bentuk Digital Government Services (DGS). Dengan kata lain pelayanan kepada masyarakat didukung (support) oleh teknologi yang menyediakan data dan informasi yang bersifat digital.
Saat
ini enam bidang unggulan Pemerintah Provinsi DIY yang sudah berjalan
dan dikembangkan adalah Bidang Pendidikan, Bidang Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi, Bidang Pariwisata, Bidang Pertanian, Bidang
Perikanan dan Kelautan, dan Bidang Perhubungan. Tahun 2008 pengembangan
DGS diorientasikan pada Bidang Kesehatan dan Bidang Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
B. ARAH PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN KEBUTUHAN TIK DI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Arah Pengembangan Perangkat Keras dan Jaringan Komputer
Pengembangan perangkat keras dan jaringan komputer diarahkan pada
integrasi dan sinergi jaringan dengan kantor pusat yang mencakup jaringan
data–suara–video yang menekankan faktor keamanan, optimasi bandwith dan
monitor dan optimalisasi kinerja jaringan.
Arah Pengembangan Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak diarahkan pada integrasi sistem aplikasi, data
warehouse, dan kolaborasi sehingga terwujud sistem pelayanan informasi
manajemen secara elektronik di lingkungan Departemen Perhubungan.
Pengembangan perangkat lunak harus memperhatikan legalitas software dan
efesiensi pembiayaan serta mendukung upaya peningkatan kemampuan
pengembangan software lokal, dan mendukung upaya pemerintah memperluas
penggunaan open source software (OSS) melalui kegiatan Indonesia Go Open
Source (IGOS), untuk kebutuhan pengembangan program aplikasi yang kurang
dapat dipenuhi oleh OSS, digunakan proprietary software.
Kebutuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pemetaan kebutuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai
hasil kajian yang telah dilakukan terhadap proses bisnis inti dan
proses bisnis penunjang di lingkungan Departemen Perhubungan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut berikut:
a) Mengkaji Visi, Misi dan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing unit.
b) Mengkaji Kebutuhan Informasi
c) Mengkaji Spesifikasi Teknologi Informasi yang dibutuhkan
d) Mengkaji Strategi Manajemen Sistem Informasi
Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Kebutuhan perangkat lunak sistem informasi Departemen Perhubungan
berkembang sesuai dengan kebutuhan pengolahan data, penyajian data dan
informasi dalam mendukung proses kerja setiap unit kerja dengan
mempertimbangkan integrasi sistem, efisiensi dan efektivitas, sehingga
terlaksana sistem pelayanan data dan informasi perhubungan secara elektronik
(e-government). Kebutuhan perangkat lunak yang perlu dikembangkan dalam
jangka panjang adalah sebagai berikut :
a) Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support Systems);
b) Sistem Informasi Pelayanan Perhubungan Darat, Laut, Udara dan
Perkeretapian (e-services);
c) Sistem Informasi Eksekutif
d) Sistem Informasi Perencanaan;
e) Sistem Informasi Kepegawaian;
f) Sistem Informasi Keuangan;
g) Sistem Informasi Tata Persuratan;
h) Portal dan Website;
i) Sistem Informasi Perundang-undangan/Hukum;
j) Sistem Informasi GIS/Spasial;
k) Sistem Informasi Monitoring;
l) Sistem Informasi Pengaduan;
m) Sistem Informasi Pusat Layanan (Command Centre/Call centre dan
Information Centre);
n) Sistem Informasi Dukungan Teknis (Help Desk);
o) Sistem Informasi Pengawasan;
p) Sistem Infromasi Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)
q) Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan;
r) Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan;
s) Sistem Informasi Pendukung SAR;
t) Data Warehouse dan Sistem Informasi Pelaporan;
u) Sistem Informasi Manajemen Aset Departemen Perhubungan;
v) Sistem Informasi Knowledge Management;
w) Government Interoperability Framework;
x) SMS Gateway.
y) Aplikasi Keamanan Jaringan Komputer;
z) Sistem Informasi Inventori Perangkat Lunak;
aa) Sistem Informasi Kamus Data (Kodefikasi);
bb) Sistem Informasi Kolaborasi (Groupware);
cc) Sistem Informasi Pengelolaan Dokumen.
dd) Aplikasi Otomatisasi Perkantoran;
ee) Sistem Informasi Navigasi dan Telekomunikasi Perhubungan Darat, Laut,
Udara dan Perkeretaapian;
ff) Sistem Informasi Sarana Prasarana dan produksi Perhubungan Darat, Laut,
Udara dan Perkeretaapian.
Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) dan Infrastruktur Jaringan
Evolusi pengembangan faslititas konfigurasi komunikasi data dan perangkat
keras pada lingkungan Departemen Perhubungan:
Pada saat ini Departemen Perhubungan mengembangkan infrastruktur secara
sendiri, terpisah dan adhoc pada setiap Direktorat Jenderal dan Badan-badan,
namun demikian pengembangan tersebut masih dirasakan belum optimal dan
belum secara utuh memenuhi kebutuhan aktivitas manajemen Departemen
Perhubungan. Pengembangan dilakukan hanya pada Beberapa Direktorat
Jenderal dan belum menyeluruh.
Pada jangka menengah diharapkan pengembangan infrastruktur teknologi
akan lebih bertambah sesuai dengan kebutuhan yang terencana, peningkatan
kapasitas bandwith menjadi tuntutan yang cukup besar dalam rangka
mendukung proses interkoneksi data dan informasi dengan seluruh stakeholder
Departemen Perhubungan gambar berikut merupakan evolusi pengembangan
pada jangka pendek.
SKALA PRIORITAS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Mengingat bahwa terdapat banyak Sistem Informasi dan komunikasi data yang
harus dikembangkan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Departemen
Perhubungan sementara alokasi investasi tidak dapat menampung kegiatan
tersebut, maka diperlukan strategi untuk menentukan skala prioritas
pengembangan Sistem Informasi dan komunikasi data. Strategi yang digunakan
adalah dengan melakukan pemilahan terhadap kelompok-kelompok sistem
informasi yang dipetakan ke dalam matriks-matriks penilaian. Matriks-matriks
tersebut dikembangkan berdasarkan modifikasi terhadap matriks-matriks yang
kerap dipakai seperti McFarlan dan Strategic Distinction Model. Modifikasi
dilakukan untuk menyesuaikan kondisi Departemen Perhubungan yang merupakan
organisasi Pemerintah.
Pengembangan teknologi informasi di Departemen Perhubungan dilakukan
dengan arah dan pengembangan sebagai berikut :
1. Melakukan investasi bagi pengembangan aplikasi teknologi informasi baru.
2. Peningkatan dan optimalisasi penggunaan aplikasi yang ada untuk lebih
mendukung dan memenuhi kebutuhan organisasi.
3. Integrasi dan Pembenahan infrastruktur jaringan yang ada.
Dalam melakukan investasi bagi pengembangan aplikasi baru, perlu
dipertimbangkan beberapa hal, yaitu :
1. Lama waktu implementasi pengembangan perangkat lunak.
2. Estimasi biaya implementasi.
3. Resiko kegagalan implementasi yang dapat disebabkan oleh tingkat
kerumitan aplikasi dan kurang baiknya pengelolaan proyek.
4. Dampak/ manfaat bila implementasi berhasil dan beroperasi.
PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN
Skala prioritas pengembangan infrastruktur sistem jaringan komputer adalah hal
penting yang akan mendukung penerapan aplikasi tersebut di atas, fokus
pengembangan pada sisi infrastruktur jaringan akan lebih ditekankan kepada
terjadinya integrasi pada masing-masing unit kerja dan peningkatan jaringan
akses untuk menciptakan pola kerja berbasis teknologi informasi sehingga
terjadi sinergi antar unit kerja yang akan membuat proses kerja menjadi lebih
efisien, efektif dan berkesinambungan, adapun hal-hal yang menjadi fokus
pengembangan pada jaringan infrastruktur adalah :
PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN KOMUNIKASI
Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang berkembang
dengan sangat cepat. Mulai dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi
VoIP (Voice over Internet Protocol), Teknologi satelit yang memungkin
melakukan komunikasi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.Teknologi
telekomunikasi bergerak (mobile technology) juga mengalami perkembangan
yang sangat cepat dimulai dengan layanan yang kita kenal 1G, 3G, 3.5G
sampai dengan 4G dan bahkan 5G.
Pada dasarnya teknologi di atas dapat kita implementasikan untuk menunjang
kebutuhan komunikasi data sektor Perhubungan yang secara geografis memiliki
unit kerja yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Prioritas pengembangan pada jaringan komunikasi akan ditekankan kepada
komunikasi yang bersifat umum dan tidak memiliki keterkaitan dengan
internasional regulasi seperti ICAO (International Civil Aviation Organization), IMO
(International Maritime Organization), dll.
Adapun Prioritas pengembangan Jaringan Komunikasi meliputi :
a) Penetapan Standarisasi penggunaan media komunikasi melalui wired line.
b) Penetapan Standarisasi penggunaan media komunikasi melalui wireless line
Sumber data dan informasi
Sumber data dan informasi